Ngapalam Garut: 2015

Gunung Papandayan yang terletak di daerah Garut Jawa Barat tentu sudah tidak asing lagi ditelinga temen – temen sesama penikmat dan pecinta alam. Pasalnya gunung ini adalah salah satu target travelling di daerah sekitaran jawa barat dan tentunya menyuguhkan keindahan serta pesona sebuah Gunung dibumi Parahyangan.
Jalur Pendakian Gunung Papandayan sangat direkomendasikan untuk pendaki pemula, karena itu kami ingin mengajak teman – teman untuk mencoba dan merasakan suasana kawah dan tempat – tempat menarik yang di miliki oleh gunung ini. Selain mengharuskan pendaki untuk melintasi pemandangan kawah yang indah, pendaki juga akan disuguhkan dengan keheningan hutan – hutan mati yang terbentuk karena aktivitas lava papandayan. Tidak cukup disitu, sekali lagi pendaki akan di manjakan dengan hamparan padang bunga abadi Edelweis di Tegal Alun.
- See more at: http://jelajahgunung.com/pendakian-gunung-papandayan-garut/#sthash.5tlVtOJO.dpuf

NGAPALAM Mengantarkan Anda merasakan petualangan alam yang menampilkan tema-tema keindahan melalui destinasi dan perencaan matang. Open Trip adalah sebuah paket pendakian gabungan yang kami susun untuk mempertemukan anda dengan relasi dan kawan baru yang memiliki kebutuhan dan hobi sama. Program ini cocok sekali untuk anda yang membutuhkan kemudahan perencanaan sebuah pendakian dan dirancang khusus bagi pemula, penikmat, maupun profesional

Temukan keceriaan dan relasi baru dari berbagai wilayah di Indonesia

Kali ini NGAPALAM mengajak Anda mendaki Gunung Papandayan.

Gunung Papandayan yang terletak di daerah Garut tentu sudah tak asing lagi di telinga teman-teman pendaki, penikmat dan pecinta alam. Pasalnya gunung ini adalah salah satu target di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Dan tentunya menyuguhkan keindahan serta pesona Sebuah Gunung di Parahyangan.

Jalur pendakian Gunung Papandayan sangat di rekomendasikan untuk pendaki pemula, karena itu kami ingin mengajak teman-teman untuk mencoba dan merasakan suasana kawah dan tempat-tempat menarik yang dimiliki oleh gunung ini. Selain mengharuskan pendaki untuk melintasi pemandangan kawah yang indah, pendaki juga akan disuguhkan keheningan Hutan Mati yang terbentuk karena aktivitas lava Papandayan.

Taggal 25-27 September 2015 adalah hari bersejarah bagi saya, bukan karna saya dapat meminang pujaan hati atau mendapat sesatu yang sangat berharga. Tapi dalam kurun waktu tersebut alhamdulillah saya bisa mendaki dua gunung yang berada di kabupaten Garut mesti banyak para pendaki menyebut saya "AKAMSI" (Anak Kampung Sini) namun yang saya lakukan kata mereka sungguh luar biasa apalagi dalam waktu tiga hari akan melakukan pendakian dua gunung sekaligus.

25 September 2015

Memulai perjalanan dari rumah sekitar pukul 06.30 WIB belum ditambah belanja perbekalan di mini market saya menuju bunderan Kerkof dengan berjalan kaki untuk naik angkutan umum yang akan membawa saya ke kampung Patrol.

Tak seperti kebanyakaan pendaki lain, maaf bukan saya merasa hebat dengan kekuatan stamina saya yang akan melakukan pendakian dua gunung, sebab banyak diantara mereka (pendaki) melakukannya memulai pendakian dari bawah (Kampung Patrol) selepas turun dari angkutan umum. Nah, jika pendaki lain memulai pendakiannya dari pemancar atau jika dari kampung Patrol bila di tempuh dengan jalan kaki sekitar 1,5 jam dengan beristirahat untuk pembelian tiket masuk. Dan jika memulai pendakian dari pemancar maka dari kampung Patrol memerlukan jasa angkutan ojek atau colt bak dengan jarak tempuh sekitar 20 menit.

Sesampainya di pemancar saya istirahat sekitar 45 menit untuk makan dan menghisap rokok yang tersedia di warung nasi yang berada di lokasi pemancar. Lalu setelah itu saya melanjutkan pendakian dengan melapor pada petugas Pos 1 tentunya, hehehe...

Di Pos 2, kembali saya beristirahat sekedar untuk memulihkan stamina dengan makan roti dan menghisap rokok tentunya, :D
Sekitar 15 menit saya istirahat disana dan kembali melanjutkan perjalanan.

Tak seperti pendakian sebelumnya dengan pendakian yang sama, jika pendakian pertama saya melakukan pendakian malam hari dan kali ini saya melakukannya di siang hari.

Tepat pukul 16.30 WIB setalah melewati Pos 3 samapi Pos 7 saya tiba di puncak gunung Cikuray dan kembali ke puncak bayangan untuk mendirikan tenda karna di puncak utama telah penuh dengan tenda-tenda lain.

26 September 2015

Pagi hari saya pun kembali bergegas untuk kembali ke puncak untuk menikmati sunrise, namun sayang cuca tak bersahabat karna pagi itu berkabut hingga sunrise pun hanya sesekali dengan waktu sepersekian menit terlihat. Dan saya pun bersyukur karna beberapa pemandangan masih dapat saya ambil, seperti segitiga bayangan dari gunung Cikuray itu sendiri dan negeri atas awan.

Itulah beberapa moment di puncak Cikuray yang dapat saya ambil di pendakian pertama.

Pukul 10.00 WIB setelah saya masak untuk sarapan dan bekal perjalanan pulang, saya turun gunung dan tiba dirumah pukul 13.30 dan kembali bergegas untuk melanjutkan pendakian yang kedua yaitu pendakian ke gunung Papandayan.

15.30 WIB saya kembali memulai pendakian. Dari rumah saya berjalan kaki menuju bunderan Leuwidaun untuk menunggu elf (angkutan umum) yang akan membawa saya sampai ke Cisurupan. Dan entah tepat atau tidak sekitar pukul 17.00an karna terjebak macet akibat pembangungan jembatan di daerah Bayongbong saya tiba di Cisurupan.

Dan lagi-lagi, disini kebiasaan saya terulang. Jika pendaki lain memulai pendakian dari Pos 1 atau sudah berada di lokasi Papandayan maka saya memulai pendakian dari Cisurupan, atau sekitar 2 jam jika beristirahat sekedar untuk memulihkan stamina saja, namun di pendakian kedua ini untuk menghormati teman saya seringkali beristirahat dan tercatat 5 kali istirahat dengan waktu 10-20 menit per istirahat itu pun untuk sampai di lokasi Papandayan saja belum termasuk pendakian ke lokasi camping (Pondok Saladah) yang jarak tempuhnya sekitar 2 jam. Entah pukul berapa dimalam pendakian itu, setibanya di area kawah Papandayan, saya dan teman singgah di salah satu warung yang ada bale untuk selonjoran atau sekedar untuk tiduran. Dan saya meminta untuk memejamkan mata setengah jam saja karna malam itu sepertinya saya ngantuk sekali. Dan setelah itu saya meminta di bangunkan dari tidur, tapi ketika terbangun teman-teman saya sudah tidak ada di tempat dan saya pikir teman-teman saya melanjutkan pendakian ke Pondok Saladah, hingga saya berniat untuk menyusul teman-teman di pagi hari dan saya melanjutkan tidur di bale warung itu dengan bekal sleeping bag.

27 September 2015

Sekitar 05.30 pagi saya bangun dan menghampiri jamban (toilet) saya menjumpai temen saya dan ternyata teman-teman saya mendirikan tenda di sekitaran warung itu. Setelah masak dan sarapan pagi saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke Pondok Saladah, Hutan Mat dan dan tempat sekitarnya.